Di taman pada sore hari beberapa burung yang hinggap di ranting pepohonan sedang asyik berkicau. Dari pohon satu ke lainnya mereka saling bersahutan. Andai kicauan burung itu serupa ucapan, mungkin salah satu dari mereka akan berkata dan bertanya kepada Ziyad; ''Sedang apa kau duduk sendirian?'' ''Aku sedang menunggu seseorang yang sepesial yang sejak sejam lalu belum juga datang'', jawab Ziyad padanya. Berjejer mobil yang telah diparkir ikut menemani Ziyad.
''Jika yang kaunanti tak kunjung datang, kenapa kau masih tetap di sini?'' burung tadi bertanya lagi karena penasaran. ''Aku yakin dia akan datang,'' jawab Ziyad.
''Bukankah pada waktu menunjukkan bahwa ia sudah ingkar pada janjinya.''
''Ziyad mengabaikan perkataan itu karena dia yakin kekasihnya akan datang karena seperti biasanya Zainab selalu mewujudkan janjinya dan datang tepat waktu. Barangkali ada keperluan mendadak yang tak terelakkan olehnya. Begitu Ziyad menghibur diri. Ziyad juga sengaja tidak telphon apalagi sms karena dia ingin menguji kesabarannya sendiri. Menanti tanpa harus menggerutu atau marah kepada Zainab.
Tiba tiba telphon berdering. ziyad mengamati bahwa penelphon adalah Zainab. Langsung saja ia angkat telphonnya. Hendak ia jawab sudah lebih dahulu terdengar suara dari telphonnya. ''Zainab berada di rumah sakit Sinar Harapan Kota mas,'' begitu kata, Zahro, saudara perempuan tertua Zainab. Tanpa pikir panjang Ziyad langsung menuju ke rumah sakit dengan bersepeda motor. Sesampainya di rumah sakit, Ziyad tak diperbolehkan masuk ke dalam ruangan karena kondisi pasien sedang dalam penanganan dokter. Tidak hanya Ziyad keluarga Zainab pun hanya bisa melihat dari luar ruangan yang berjendelakan kaca.
Sebelumnya di malam hari kemarin, Zainab tidak biasanya dengan senangnya menceritakan tentang mas Ziyad, kata Zahro. Lalu, menceritakan dari awal mula mengenal mas Ziyad sampai likaliku senang dan sedih merawat hubungan antara mas dan adik saya. Di malam itu adik saya berkata bahwa kamu, Ziyad, akan menyatakan sesuatu istimewa esok hari dan berjanji bertemu di Taman pukul 04.00 sore WIB. Sebelum pamit pergi menemui mas, Zainab sempat berharap; ''do'akan saya ya mbak, semoga harapan saya memang benar nyatanya.'' Setelah keluar dari rumah yang tidak jauh dari jalan raya, Zainab berdiri di pinggir jalan menunggu bus. Entah kapan mulanya tibatiba terdengar pekikan suara rem mobil bus... Gubraaaak!!! Hingga pada akhirnya Zainab sudah terkapar di pinggir jalan dengan berlumuran darah segar. Menurut saksi bahwa bus melaju dengan kecepatan tinggi tepat di perempatan jalan mendadak mobil yang berada di depan bus belok kanan tanpa sign atau tanda. Bus yang di belakang tadi dengan refleknya membanting setir ke kiri hingga akhirnya justru menabrak Zainab yang sedang berdiri di pinggir jalan. Pendarahan di kepala Zainab yang mengakibatkan sekarang ini dia koma.
Tak kuasa mendengar cerita Zahro, Ziyad menagis sejadi jadinya sambil mengumpat pada dirinya sendiri. ''ini sebenarnya salahku, mbak. Tak seharusnya aku biarkan Zainab menemuiku di Taman karena biasnya sayalah yang menjemput Zainab. Tak seharusnya aku menuruti perkataan Zainab waktu itu, ''tak apaapa mas sekali ini saja biarkan saya menemui mas di Taman.''
Padahal Ziyad ingin menyatakan sesuatu sepesial yang sesuai dengan harapan Zainab bahwa Ziyad akan melamarnya. Meski sekarang Zainab dalam keadaan koma Ziyad masih tetap pada pendiriannya akan menikahi Zainab hingga pada saatnya datang keajaiban Tuhan. Tanpa henti tiap malam Ziyad selalu bermunajat pada Yang Maha Kuasa agar Zainab sembuh dari komanya.
Cinta sejati tak lain adalah kemampuan menerima pasangan dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga pada diri sendiri jika terus mencari yang lebih baik pada diri lain orang yang dicintai tanpa menyadari bahwa ternyata masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki pada diri sendiri, niscaya hubungan tersebut tidak akan berlangsung lama.
0 Response to "Cermin ~ Munajat Cinta"
Post a Comment
Pijakilah Setiap yang Kau Baca dengan Komentar Manismu.