disana kutumpuk dengan rapi segala kisah petualanganku
di antara sekat-sekat maya dan ilalang serta rumput liar
setumpuk kisah hidup dan kematian
nyata dan lamunan berbaur tanpa debu
walau hanya berselimut waktu
setumpuk harapan dan cita-cita
dalam satu berkas beralas doa dan pujian
di atasnya tertumpuk rapih berjuta ucapan bahagia berbentuk kata terima kasih
disampingnya tersusun rapi beratus sanjungan
masihkah ku ingat dari siapa
ya semua tercatat rapi dalam selarik jurnal
dari sahabat hati, sanjungan yang menenangkan batin
dari bekas pacar, hu menghanyutkan jiwa
dari sang pencari muka, wah berbahaya
semuanya rapi tertuang dalam catatanku
dalam tumpukan tertinggi dekat pintu
di situ kususun rapi berjajar semua kasih
dari sahabat
dari mamak
dari bapak
dari kekasih
semua kujadikan satu dalam peti
peti yang tidak akan pernah penuh
di dinding peti itu ku tuliskan catatan KASIH DARI TUHAN
tentu saja peti itu takan kubiarkan penuh
akan selalu kubagikan pada setiap orang
jika itu benih
maka akan kusemai di ladang-ladang hati
dan kusiram dengan air surgawi yang kubawa dalam ember senyum
gudang hatiku takan kubiarkan penuh
karena tak ada dinding di setiap sisinya
hingga tak perlu kususun berdesakan
tak ada atap di atasnya
hingga tak perlu kugantungkan lampu di atasnya
dan tak perlu kupasang anti petir
cukuplah ku tutup dengan selimut kerinduan
siang diterangi surya
dan malam dijaga purnama berteman segerombolan bintang