HATIKU, puisi Martinus Sihwanto






disana kutumpuk dengan rapi segala kisah petualanganku

di antara sekat-sekat maya dan ilalang serta rumput liar

setumpuk kisah hidup dan kematian

nyata dan lamunan berbaur tanpa debu

walau hanya berselimut waktu

setumpuk harapan dan cita-cita

dalam satu berkas beralas doa dan pujian

di atasnya tertumpuk rapih berjuta ucapan bahagia berbentuk kata terima kasih

disampingnya tersusun rapi beratus sanjungan

masihkah ku ingat dari siapa

ya semua tercatat rapi dalam selarik jurnal

dari sahabat hati, sanjungan yang menenangkan batin

dari bekas pacar, hu menghanyutkan jiwa

dari sang pencari muka, wah berbahaya

semuanya rapi tertuang dalam catatanku

dalam tumpukan tertinggi dekat pintu

di situ kususun rapi berjajar semua kasih

dari sahabat

dari mamak

dari bapak

dari kekasih

semua kujadikan satu dalam peti

peti yang tidak akan pernah penuh

di dinding peti itu ku tuliskan catatan KASIH DARI TUHAN

tentu saja peti itu takan kubiarkan penuh

akan selalu kubagikan pada setiap orang

jika itu benih

maka akan kusemai di ladang-ladang hati

dan kusiram dengan air surgawi yang kubawa dalam ember senyum

gudang hatiku takan kubiarkan penuh

karena tak ada dinding di setiap sisinya

hingga tak perlu kususun berdesakan

tak ada atap di atasnya

hingga tak perlu kugantungkan lampu di atasnya

dan tak perlu kupasang anti petir

cukuplah ku tutup dengan selimut kerinduan

siang diterangi surya

dan malam dijaga purnama berteman segerombolan bintang