BINTANG KATA-KATA, puisi Eko Tunas





Bintang Kata-Kata



Hanya ada meja kecil dan sepasang

kursi kayu tanpa sandaran. Kata-kata di layar putih

seperti bintang-bintang di langit bulan. Adakah itu bibir

senyummu di bawah meja, dan kalimat perempuan

seperti kopi pahit yang direguk bersama: kau dan aku!

Ah tidak, kaulah itu yang memasang mata di setiap mata;

menaruh hati di setiap hati, tanpa kursi…



Sandaran adalah kata bagi laki-laki cengeng,

katamu. Dan kau mengingatkan tentang meja yang

belum dibereskan: dunia poranda, kehidupan galau itu!

Pertemuan bukan hanya aku dan kau, tapi di tengah meja

boneka makelar memainkan sandiwara tanpa sutradara;

karena ideologi-idelogi besar telah bunuh diri, dan yang ada

adalah ketunggalan selera makan menu anak baru gede…



Bahkan minyak dimainkan dengan makelar sama; sutradara

tak juga menampakkan tangannya yang besar, kecuali

senyum manis yang membayang pada bibirmu yang

menggelepar-gelepar mencari sendok garpu. Jadi apa yang

musti kita ucapkan pada mata yang silau oleh gemerlap lampu,

sesuatu yang telah kita sepakati: kematian terindah!

Bahwa kita pernah bertemu, barangkali tanpa cinta…



Semarang, 2 September 2008

0 Response to "BINTANG KATA-KATA, puisi Eko Tunas"

Post a Comment

Pijakilah Setiap yang Kau Baca dengan Komentar Manismu.