Gerimis
credit image |
Puisi oleh Mieft Aenzeish
langit meriwis membentuk garis gerimis
menghantar kangenku pada sosok seorang gadis
yang memiliki wajah tirus jelita
dan matanya indah, bagaikan sepasang permata
air yang turun dari punggung malam
membasah ke tepat dimana cintaku bersulam
kepadamu, kepada kasih sayangmu yang suam
kemudian kita mengalir bersama gerimis dan malam
sayang, dedaun begitu pasrah
begitu lugu dan hanya tahu tentang mengalah
membiarkan gerimis ini lebih lama dalam gerah
dan kita semakin jauh untuk bisa kembali melangkah
sayang, tak usah risau jika memang gerimis enggan menjadi hujan
karena bukankah setiap rintik kecilnya lebih kita sukai
dan dengannya kita memiliki banyak waktu untuk lebih jauh berjalan
berdua, bergandeng tangan, hingga hanya mentari yang kemudian menjadi titik henti
sayang, karena malam ini masih gerimis
lekapkanlah telapak tanganmu lebih hangat
sampai kau merasakan bahwa tiada lagi dalam hatiku nama seorang gadis
selain namamu yang telah aku eja dan aku ingat sampai tamat
19:02
30.04.2016
Bandung
Puisinya berirama dan cukup enak diksi pada puisinya. Penjiwaan terhadap suasana juga oke. Makasih mas sangat menghibur.
ReplyDeleteApa udah dibukukan puisi-puisinya?
terima kasih mas, :) | untuk pembukuan secara solo belum mas, baru dalam antologi bersama saja. semoga saja ada kesempatan untuk bisa membukukannya secara solo mas. amin. thanks kunjungannya mas. :)
Deletewaw...keren banget
ReplyDeletenyimak ah bentar
terima kasih Mas Sofyan, silakan mas :)
Deletekeren puisinya.
ReplyDeleteterima kasih gan Master x
DeleteBagus gan pilihan diksi katanya.
ReplyDeleteSya boleh belajar nih
Sekalian contek kosa kata baru hehe
terima kasih gan, boleh gan, mari sama sama belajar. :)
DeleteMantap gan puisi nya, boleh saya Share nih artikelnya
ReplyDeletesilakan gan Fadhil, dengan senang hati :)
DeletePuisinya keren, saya kalau disuruh buat gituan mah mending lari keliling lapangan. :D
ReplyDeletewaduuuuh... capek atuh gan :D
Deletepuisi agan keren banget *-*
ReplyDeleteditunggu update'an puisi-puisi terbaru agan :D
terima kasih... gan. sipp... stay tune ya di blog ini hhhh :D
Deletewah keren baget gan.. kebetulan nih cari tugas puisi.. thanks ya
ReplyDeleteterima kasih gan, mangga,,, silakan di comot gan :D
Deletewah boleh juga tuh puisinya thanks
ReplyDeleteterima kasih gan... salam kenal :)
DeleteSuka sekali dengan puisinya. Saya bacanya sampai ala-ala baca puisi hehe
ReplyDeletedalem bgt ya..
wahh... apakah sambil melekap-lekapkan telapak tangan juga mbak? :D hehe
Deleteterima kasih ya kunjungannya :)
Keren Gan Puisinya
ReplyDeleteterima kasih gan Muhammad, salam :)
Deletewahh Puisinya menarik,,
ReplyDeletetetap lanjutin gan
terima kasih gan... salam malam :)
Deleteromantiss :)
ReplyDeletehihi
Deletethanks gan kunjungannya :)
seep :D
ReplyDeleteseep lagi gan :D
Deletebiarlah gerimis menjadi saksi bisu, betapa mencekamnya rindu ini di malam hari. hohohoho
ReplyDeletewaduh... mencekam... horor gan :D
Delete