Puisi Untuk Kekasih | Puisi Untuk Pacar | Puisi Untuk Orang Spesial | Puisi Untuk Istri | Puisi Untuk Perempuanmu
Kumpulan Puisi Puisi Terbaru Untuk Kekasih | 24 April 2016
By : Miftah Nur Khalid (Mieft Aenzeish)
Tentang Men- ke jiwa!
Lebur segala lalu
Ditempa rasa ragu
Meremahremah benak
Menghitam pada jarak
Aku hampir saja lupa kamu
Saat kupaksa raga tak acuh
Tapi ketika 'kan kurayakan kemenanganku
Kau selalu berhasil memenuhi ruang rindu
Lalu harus dengan cara apa?
Kalau segala tentangmu sudah menjiwa!
-----
Dimana cinta bisa kita temu sua?
: kekasih
Hanya kau, pemilik jawabnya
Ya! Hanya kau...
Setidaknya bagiku... Maka
: terangkanlah!, Agar benak mengerti dan faham sepenuhnya
Kemudian kau tertunduk...
: berucap
"Cinta tak merumah pada ucapan mesra, seperti ketika dulu kau memanggilku :'SAYANG' "
"Ia pun tak sembunyi pada rasa kagum, bahagia di awal dan berujung di hanya tinggal kenang"
"Cinta sepenuhnya milik diri yang,
Bisa kau temu suai saat tak ingin kau terbayang"
Lalu
: kau kembali membisu, diberanda kalbu yang merindu
Membubu cinta, Pada kelam laut luka
Sejak itu...
Tiada lagi aku
Punya nyali tanya lagi, Apapun Tentang Cinta
Sebab Kau butuh lupa, Apa-apa tentang kita
: maka kubiarkan kau
Melangkah suka, Dengan lain cerita
Dan kuyakini sepenuhnya
Ini kali ceritamu akan merona
Seperti berseminya bungabunga
Tentu... Dan memang Bukan kerna aku
Sayang, Sedang aku...
Punya cara merubah warna, Segala jadi jingga
Menarik ingatan terhadapmu ~Membiar hati menghapus cerita lalu
---------
Kasih
; kasih
Ini kali rindu begitu menggebu
Namun hanya tertahan seperti ujung wawu
Kerna tiap kali kuniatkan bertemu
Serangkain hal tibatiba merobek rencanaku
; kasih
Aku tahu engkau sering kecewa dan luka
Akupun tak lelah memintamu memaafkan segala
Tapi... Tiada rasa dapat menerusterus terima
Akan kepastian setengah, keraguan menggulana
; kasih
Aku tahu bukan karena kau tak setia
Bila kau mundur sejengkal menarik asa
Siapapun mungkin akan memilih jalanmu
Karena banyak dari mereka serupa isi hatimu
; kasih
Aku tinggal hanya sepi
Merengkuh segala iri
Memendam bara emosi
Takut jadi lupa diri
; kasih
Kulumat habis emosi
Kukulum manis kenangan ini
Kukubur iri pada mereka
Kutarik ikhlas membiarkannya berbunga
; kasih
Aku hanya punya Tuhan
Biar Dia genggam segala urusan
Kulangitkan segala pengharapan
Do'a-do'a sebagai jembatan
: kasih,
bagiku.....
kau tak pernah henti menjadi kekasih.
---------------
Minggu
: Minggu
Begitu riang hati hamba
Melihat jiwajiwa bahagia
Bertebar diri menebus penat
Merengkuh segala hingga lumat
Tentu segala yang baik
Merumah ramah pada titik
Menghapus koma pada lara
Biar tak menemu diri, merana!
: kerna minggu
Lebih pantas hilang gagu
Menceritakan halhal baru
Menyelami sungai atau pantai biru
Mempotret diri agar tak hanya lalu
Karena kali lain bisa saja muncul rindu
Saat dimana Minggu bukan lagi milikmu
: minggu
Kemudian lalu, mengejar waktu
-----------------
Tentang Embun di Ujung Daun Mangga
Lalu malam membangunkan subuh dan fajar
Melerai segala jenis mimpi yang kadang bikin getar
Angin dari timur berkesiur kesetiap celah jendela
Ikut coba bangunkan tidur raja-raja
Kemudian tentang embun di ujung daun mangga
Terlihat begitu asik menghabiskan sisa purnama
Sebelum mentari datang merenggut rasa senang
Dan menyisakan hanya, nama tak dikenang
Barangkali raja-raja tak sewarna hati embun
Mereka tidak suka menunggu habis purnama
Bahkan angin yang berkesiur dari timur sekalipun
Tidak mampu membangunkan kerinduannya pada surga
Lalu surga yang mana?
O... Kekasih,
Yang bikin Raja-Raja begitu enggan menepi dari mimpi
Apakah surga pada angka-angka rupiah yang tergambar jelas di mimpi?
Ataukah pada keadaan untuk agar menjadi diri yang disegani?
Entahlah, mungkin jawaban mereka jauh lebih baik dari yang kau dan kukira.
Atau mungkinkah kita sendiri yang menjelma Raja-Raja?
Perindu sebuah nama dan angka-angka,
: pembenci sisa purnama.
---------------
Barisan Daun Kelapa
Pagi ini, sayang...
Kulihat barisan daun kelapa begitu rapih
Sembunyikan wajah mentari yang perih
Yang kian hari makin sayup dihantar waktu
Dari sepasang bola mata di atas hidungku
Taukah kau sayang?
Angin yang menggumuli dedaun kelapa
Hampir sama ketika cinta menjelma luka
Setiap ujung daun yang utuh tadinya
Jadi robek bahkan patah tangkainya
Itulah sebab mengapa,
Aku lalu beralih ke hanya mencintai
Menyemainya hingga berbunga dihati, benak dan diri.
Kemudian, kalaupun kau kembali hanya geleng kepala
Tak apa. Karena yang kulakukan memang hanya mencintai
: Sedang memilikimu, biar takdir Tuhan yang bicara.
------------------------
KIDUNG GERIMIS
ini kali pagi bermandikan gerimis
basuhi wajah malam yang melulu nangis
semalam. legam. lebam. matanya melukis garis
memerah. memeram marah yang nyaris, sadis.
melumpuh segala jenis ingatan pada bulan
mengapa begitu tega kau hianati malam?
lalu kau kulum segala jenis bintang-bintang
hingga hanya tinggal luka yang menggenang
meski setelah entah beberapa menit lalu
gerimis tiada lagi membiar diri tersedu
tulang-tulangku bahkan masih terasa begitu ngilu
sama seperti ketika aku semalaman tanpa kau cumbu
("sayang, aku mencintaimu. bahkan aku berjanji
tiada lagi gerimis kan kembali meriwis ketika pagi
karena mencintaimu bagiku, adalah seperti ketika aku
menyebrangi lautan dengan tanpa perahu")
("lalu bagaimana jika gerimis kembali tersedu?
teringat warna coklat yang entah bagaimana mulanya jadi kelabu
apa kau bisa menukarnya dengan rasa rindu?
yang kini semakin luruh dijantung waktuku")
aku terdiam. di titik ini aku merasa gersang
butuh tiba-tiba deras hujan kemudian datang
hapus segala kata-kata manisnya yang terasa begitu pahit
serupa pintu usang yang kerap kali menderit
: diJantungku...
rindu melepas diri dari waktu
sedang mencintai...
bagiku, tiada pernah punya tepi
----------------
Baiklah cukup segini dulu yah, kali lain akan share lebh banyak lagi tentang Kumpulan Puisi Puisi Terbaru Untuk Kekasih | Semoga suka dan mari bagikan ke teman atau orang terkasih anda. yuk ... Terima Kasih banyak Sahabat Blog Sastra Indonesia.
Puisinya sungguh menyentuh hati ane gan.. ;-(
ReplyDeletewah.... terima kasih gan Teuku, terima kasih juga atas kunjungannya, :)
Deletepuisinya bagus banget mas, makasih atas puisinya? salam kenal
ReplyDeletewaahh.... :) terima kasih kembali mbak. salam kenal.
Deletepuisinya saya yakin bikin klepek2 nih,... hehhe
ReplyDeleteadeuhh... kayaknya sih ya... :D
Deletethanks gan dah visit ke blog ini :)