kuhantar ~sajak: Timur Sinar Suprabana


Timur Sinar Suprabana:



kuhantar





tiada kan kubiar kauterlantar

kuhantar

: ke debar

yang kaukata selalu berdenyar.

berulang mengerjab penuh binar

seolah suar

mula dari mana segala kabar

mengundang pulang perahuperahu layar.



angin

jauh dan dingin,

namun tetap ia menyibak kabut

menampakkan wajah penjemput.



tepian ini begitu tipis

selarik garis tanpa lapis.

kaupandang dari tengah

dan ombak bergulung menggantikan langkah.



perahu, sebagai sediakala, tak kenal gegas.

melaju lurus dan tegas.

aku berfikir, “apakah layar ini berkebar penuh dan lebar

kerna di tengahnya bergambar ayam bekisar?”



tersipu oleh pikiran yang bukanbukan

harapan memalingkan wajah dari keraguan

: pantai, pasir, tawa yang pastilah tak punya bayangan

menajamkan rasa Maut sebagai satusatunya kepastian.



“aku mencintaimu,” bisikmu.

“itulah sebab mengapa selalu merindukanmu.”

lalu sunyi memanjang.

begitu terang.



“tiada kan kubiar kauterlantar,” kataku.

serak dan dingin. bagai batu. beku.

kuusap pelupuk mataku. Kujauhkan dari hasrat tak peduli.

dan siulan itu, oh.., mengingatkanku pada manis gulali.



begitu Pahit!





22.1401.09.2012.semarang.