Thursday 31 January 2013
Puisi Sitok Srengenge
Lumpur, puisi Sitok Srengenge
LUMPUR
Masa kecilku tercipta dari lumpur sawah
Di sana tumbuh padi, palawija, dan pohon buah
Separuh cahaya cerlang
Selebihnya bayang-bayang
Kampungku dibelah jalan-jalan tanah
Jalan yang selalu menunggu pasir dan batu
Seperti teluk sunyi merindukan kapal singgah
Setelah menempuh pelayaran dari benua-benua jauh
Semak di belakang rumah memberiku kamar yang hangat
Aku berbagi kisah-kisah sedih bersama teman-temanku yang tak terlihat
Ibuku selalu berjaga karena di dalam tidurku kata-kata berlompatan
Selincah gelembung-gelembung minyak panas di penggorengan
Di dalam mimpiku sepasang remaja bersepeda ke sekolah di kota
Diantarkan jalan tanah seperti teluk sunyi mengirim buih ke cakrawala
Teman-temanku menggembalakan kambing seperti nabi-nabi tak dikenal
Mereka tak penah menangis dan meyakini lumpur sebagai airmata kekal
Lumpur yang memberi ibuku sebuah rumah tanpa pintu
Berdinding jingga keemasan terbuat dari endapan waktu
Di sana seluruh dongeng telah berakhir, kata-kata tak berlompatan lagi
Aku dilepas jalan sunyi seperti perahu yang mengarungi lautan kisahnya sendiri
Bengkel Teater
1985