LEPAS
pintu itu, memutih cahaya
wajah itu, cerlang merona
aku terpesona
ingin bisa menyentuhnya
namun, dari belakang kudengar
gelegar suara besar nan sangar
memanggil-manggilku
:mari kemari ke pangkuanku
aku menoleh, bergetar tubuhku
wajah itu, legam seram
aku kaku beku
ingin bisa berlalu
aku mendengar kicau branjangan
ketika wajah, sejengkal-dua bertatapan
kicaunya semakin keras memanas
menampar si legam dengan keras
kini aku terbebas
terjaga dari pulas yang beringas
lepas
....
lemas
....
19 - 02 - 2013
Mieft Aenzeish