Sebelum Jam Sepuluh
Puisi oleh Mieft Aenzeish
tiada aku bisa menirukan segala apa yang ada dalam banyak angan
yang keluar dari bagaimana ingin, ada serupa pengakuan
sebagai diri, sebagai sosok pelangi
mewarni-warna dalam hati
dan waktu beranjak ke mata langit
menengahi segala hasrat untuk setidaknya tak sampai dahi ini mengernyit
menjauh dari rasa kekecewaan yang sedikit pahit
dan kita terus melangkah sampai menemu pintu yang tak berderit
pada sebelum jam sepuluh pagi ini
kuajak kau, sekalian diri yang kau tumpangi
berjalan, ke arah dimana matahari tetap menyinari
dan gelap hanya kau temu jika kau memilih kembali
maka, teruslah bersamaku
tempat kita semakin dekat
usaplah punggung telapak tanganmu
niscaya ada sinar yang melekat
: sebagai penghantar rahmat
09:59
26.04.2016
Bandung
Hmmm muantappp tulisannya sangat bagus sekali mas.
ReplyDeleteTerima kasih Kang Iman :)
Deletewew. puitis banget sih si agan...emang jago bikin puisi ya gan
ReplyDeletemasih belajar gan... thanks yah kunjungannya :)
Deletenice and perfect
ReplyDeletethanks a lot gan... :)
ReplyDelete