TANGIS


TANGIS | by : Sugi Hartono


pagi ini ku tertegun

dari percakapan sekawanan dedaun yang jatuh

mencibir dari desir angin yang memeluk dan membawa pergi badannya

ku coba menukik jari

agar dia tau

ada suatu kehampaan yang terlintas

sebab pagi ini

senjakan diri

tak ada lagi ketenangan

ada kekosongan mendalam dan hampa

sebuah perjlanan panjang ini


ini pagi tlah senja

jalan pun tlah buntu

dari kerumunan rindang dedaun

di setiap jalanan


3 Responses to "TANGIS"

  1. bung, aku ada ide, gimana kalau puisi kiriman sahabat ini, kita antologikan sebagai tanda kebersamaan kita semua, ini hanya usulan bung.

    ReplyDelete
  2. Ide yang brilliant bung, :)

    saya sangat setuju. bisa kasih masukan lebih detailnya bung, biar saya lebih faham untuk proses selanjutnya? :)

    salam.

    ReplyDelete
  3. begini lho, kita masukan puisi-puisi pemula yang memiliki gaya atau memiliki stile sendiri, maksudnya pemula-pemula itu tidak mencontek gaya para penyair yang terkenal2 itu. lalu kita bukukan menjadi satu antlogi. semua ini dimaksudkan untuk menarik peminat sastra yang semakin memprihatinkan ini. kalo memang di perlukan kita bentuk tim editing untuk karya-karya kita.

    ReplyDelete

Pijakilah Setiap yang Kau Baca dengan Komentar Manismu.