PUISI-PUISI SITI RAHAYU
20 Puisi Cinta Teruntuk Tuhan, Tentang Kerinduan dan Tentang Wanita Dalam Kecintaan TerhadapNya
source image |
DALAM BUKU 7HDBC
(7 Hati Dalam Balutan Cinta)
Kecemburuan-Nya
Ketika
pintu hati ada yang mengetuk
Tak
sopan jika kita tak membukanya
Tanpa
menerka siapa yang ingin jumpa
Dan
tanpa ada rasa curiga
Bukan berarti
harus berburuk sangka
Namun harus
berjaga-jaga
Bisa jadi ia
membawa petaka
Bisa pula
membawa kabar bahagia
Ku
buka dengan rasa penasaran
Dan
ternyata ia adalah Cinta
Yang
aku tak tahu apa itu Cinta
Dan
kurasa asing di hadapannya
Ia datang dengan
mengejutkan
Membawa sejuta
kata indah
Sikap yang
membuatku tak tentu arah
Kemana diri ini
harus melangkah
Waktu
membawa larut rasa
Rasa
yang tak ku inginkan kehadirannya
Yang
berujung pada sebuah harapan
Ketika
ku tergoda akan kenyamanan
Namun
nyatanya ada yang cemburu
Di
atas langit-langit nan biru
Hingga
datang sebuah pilu
Pada
sebuah penantian yang tak tentu waktu
Dan
ternyata itu adalah Kecemburuan-Nya
Terhadap
pengharapan yang dilakukan oleh hambanya
Yang
tak seharusnya di tujukan pada sesama manusia
Yang
tak akan pernah memberikan nyata penantiannya
Selamanya….
Cikampek, 1 Agustus 2015
Sunyi di atas Arsy
Berjalan
menelusuri keramaian
Berputar-putar
mencari rasa sadar
Akankah
kesepian ini terus menghampiri
Hingga
ku lambaikan bendera putih
Kesepian dalam
keramaian begitu menyakitkan
Bisakah ku lalui
ini semua sendiri
Tanpa tahu harus
bagaimana
Tuk menerjang
semua rasa ini
Waktu
berlalu begitu cepat
Hingga
ku hampir sekarat
Akan
sakit yang menjerat
Bagai
besi yang berkarat
Ya Rabb, mengapa
kau pertemukanku dengannya kembali
Yang hanya
membawa sakit hati ini
Kembali terasa
hingga hampir mati
Yang berujung
pada waktu yang tak pasti
Apakah
ini ujian untukku ?
Ataukah
bukti sebuah kasih sayangmu ?
Aku
mohon tunjukkan padaku
Apa
arti diriku dalam hidupku
Hingga
ku bisa berlari bukan berjalan lagi
Bahkan
terbang ke atas Arsy dengan rasa sepi
Karena
ku tahu akan ku hampiri
Sebuah
arti dalam sunyi bersamamu ya Rabbi….
Cikampek, 1 Agustus 2015
Perjuangan Cinta bersama Sahabat
Hadirmu
bagaikan pelangi
Membawa
warna-warni dalam hidup
Tak
perlu menunggu hujan berhenti
Karena
sinarmu tak akan pernah redup
Wahai insan yang
ku tunggu
Marilah
sama-sama belajar tawadhu
Berkelana ke
semua penjuru
Agar semua ini
tak menjadi semu
Waktu
berjalan menelusuri setapak perjuangan
Yang
tak henti walau badai menerjang
Karena
kita tak pernah berhenti untuk berjalan
Menjemput
cahaya yang terang benderang
Kuatkan langkah
kami ya Rabb
Lindungi setiap
jejak ini
Hingga kami
menjadi sahabat sejati
Yang akan kekal
abadi di atas Arsy
Cikampek, 1 Agustus 2015
Bukan Dalam Diam
Ketika
usia menyambut dewasa
Ada
hasrat untuk bertanya
Bolehkah
aku hidup berdua ?
Dengan
orang yang ku cinta tentunya
Bagaimana ku
bisa menghadirkan cinta ?
Bagaimana ku
dapat bersamanya ?
Bagaimana oh
bagaimana ?
Aku dapat
mewujudkannya
Saat
aku telah tahu arti cinta
Apa
yang harus aku lakukan ?
Mengharapkan
kehadiranmu
Akan
membuat-Nya cemburu
Wahai ilalang yang
menjulang tinggi
Temani aku dalam
mencari arti
Sebuah penantian
bukan dalam diam
Akan tetapi
dalam sebuah perjuangan
Cikampek, 1 Agustus 2015
Cinta dalam Kepingan Mimpi
Rumput
yang bergoyang
Embun
pagi yang menyapa
Bersama
mentari yang periang
Dengan
awan yang bergelombang
Wahai
pelangi
Datanglah
bersama mentari
Agar
ujung negeri ini berseri
Sebagai
denyut nadi para pemimpi
Kepingan
mimpiku di balut rindu
Kan
ku ukir bersama cinta yang ku tunggu
Cinta
yang akan kau hadirkan di masa depanku
Yang
di tuntun oleh yang maha membolak-balikan qolbu
Panggil
aku dalam do’amu
Jemput
aku dalam khitbahmu
Tuntun
aku menggapai ridho-Nya
Hingga
kekal bahagia di dalam surga-Nya
Cikampek,
1 Agustus 2015
Mencari Cinta di Negeri Tercinta
Wahai
pujangga yang berkelana mencari cinta
Tak
perlu jauh-jauh kau mengejar cinta ke negeri Cina
Sudahkah
kau berpetuang di negeri ini ?
Untuk
mencari cinta yang hakiki
Wahai bunga di
tepi jurang
Masih sanggupkah
kau menunggunya ?
Menunggu sang
pujangga hati
Dengan gagah
berani untuk menjemputmu sang cinta sejati
Serambi
mekah dan serambi madinah ada di negeri ini
Yang
di dalamnya ada sesosok bidadari berkalam ilahi
Yang
sedang di nanti oleh para pejuang cinta
Yang
akan membawamu menuju surga-Nya
Dengarkanlah
para pejuang cinta
Panggilan hati
dalam rintihan do’a
Agar kau mau
mencari cinta
Di jalan setapak
negeri tercinta
Cikampek,
1 Agustus 2015
Harapan Cinta dalam Do’a
Dalam
balutan tangisan yang ku teteskan
Sekeping
duri yang tertancap dalam hati
Meretakkan
semua asa yang ku jaga
Dan
hampir sirna karena kepedihannya
Merangkak
perlahan bagai orang yang lumpuh
Aku ingin pergi
jauh
Mencari naungan
yang teduh
Yang tak akan
pernah ada gemuruh di dalamnya
Oh
ayah, oh ibu….
Sampai
kapan ku harus bersabar
Apakah
sampai racun ini perlahan mematikan
Karena
ego kalian yang belum bisa terkalahkan
Hanya sebuah
penantian dalam harapan
Yang ku
gantungkan pada sang pencipta alam
Dalam untaian
do’a yang tak terhentikan
Hingga kalian
tahu arti cinta yang terdalam
Cikampek, 1 Agustus 2015
Bidadari Ilahi
Ku
berkelana di dalam perut ibunda
Menunggu
cahaya yang kan menyinari hidupku
Memberi
arti sebuah waktu yang mereka tunggu
Ketika
ku lahir sebagai warna baru
Ku
lihat dunia melalui perjuangannya
Dalam
balutan kasih dan sayang
Ku
berkembang dengan indah dalam dekapannya
Yang
tak terkalahkan oleh kelelahannya
Bisikannya
membawa bahagia
Senyumnya
membawa gembira
Pelukannya
berisi cinta
Yang
tak akan pernah sirna walau usia telah tua renta
Ibundaku,
bolehkah aku bilang berhenti ?
Berhenti
untuk tak membuatmu letih karenaku
Agar aku bisa
berbakti padamu sang bidadari ilahi
Yang
akan ku dudukan di singgah sana surgawi yang abadi
Cikampek,
1 Agutus 2015
Sahabat Fillah
Ia
bagai air yang mengalir
Namun
bermuara pada lautan indah
Ia
bagai pelangi yang hadir setelah hujan
Walau
hujan itu di penuhi petir dan gemuruh
Dalam setiap
langkah
Ia selalu
hadirkan hikmah
Dalam setiap
genggaman
Ia hadirkan
kekutan
Ketika
aku kehilangan arah
Ia
datang membawa berkah
Ketika
aku lemah tak berdaya
Ia
datang membawa bahagia
Engkaulah
sejatinya arti setia
Yang
menguatkanku dalam dekapan ukhuwah
Yang senantiasa
menuntunku dalam ridho-Nya
Wahai engkau
sahabat fillah
Cikampek,
1 Agustus 2015
Aku ingin di Surga, Bukan di Dunia
Ijab
qobul menjadi kunci yang menyatukan
Dua
hati yang saling merindukan
Dalam
setiap do’a di sepertiga malam
Ketika
mata yang lain sedang terpejam
Wahai imamku,
balutlah pernikahan ini dengan keimanan
Dan tuntunlah
aku dalam genggaman
Karena semua itu
akan menjadi jalan
Yang meringankan
setiap langkah menuju kebahagiaan
Wahai
imamku, janganlah kau tawarkan kenikmatan dunia
Yang
kita butuhkan hanya iman dan taqwa
Agar
senantiasa ada dalam ridho-Nya
Menitih
jalan ke surganya
Pintaku dalam
setiaku hanya Satu
Bangunkan sebuah
istana di surga-Nya
Dengan keimanan
dan taqwamu pada-Nya
Agar kelak cinta
kita abadi di dalamnya
Cikampek, 1 Agustus 2015
Cintailah Alam
Aku
lahir bagai anak rimba
Yang
berkelana bersama flora dan fauna
Petualangan
menjadi sebuah perjuangan
Dan
tantangan adalah keceriaan dalam sebuah perjalanan
Tak pernah
ada rasa malu untuk tetap bertahan
Taka ada
kata ragu untuk tetap berjalan
Menapaki
sebuah arti kehidupan
Di
alam bebas yang tiada kepalsuan
Udara
dingin menjadi kawan
Hamparan
tanah menjadi alas dalam kedinginan
Dedaunan
yang menghangatkan
Ditemani
kabut malam yang menutupi awan
Cintailah
alam dan bersahabatlah dengannya
Karena
disana akan kau temukan arti kejujuran
Tanpa ada
kepalsuan
Hingga
kau menemukan arti sebuah kehidupan
Cikampek,
1 Agustus 2015
Rintihan rindu kan Cintamu
Rintik
hujan membasahi tubuh
Membalut
pilu dalam duka
Membuat
cahaya hilang sirna
Dan
menghentikan asa dalam cita
Langkah
tertunduk agar air tak mengalir
Sedih tak
terlihat
Duka tak
terbendung
Dan wajah yang
redup akan kepahitan hidup
Kehilangan
ibunda bagai kehilangan separuh nyawaku
Tanpanya
bisa apa aku ?
Hanya
manusia kecil yang kesepian
Tanpa
punya teman bahkan sahabat
Hari berlalu
hingga waktu membuat tubuhku mengecil
Membuat wajahku
semakin layu
Membuat hatiku
bertambah pilu
Dengan hari-hari
yang tak menentu
Ya
Allah, begitu sayangkah kau pada ibuku ?
Sehingga
kau panggil ia ketika aku belum siap
Kehilangan
permata cinta dalam hidupku
Yang
menjadi kekuatan dalam bathinku
Berat hati ini
untuk menerima ya Rabb
Sesosok malaikat
tanpa sayapku pergi
Dengan senyuman
terindah
Serta pelukan
hangat terakhirnya
Ya
Rabb, sampaikanlah rindu yang menggebu
Pada
bidadari hidupku
Yang
telah ada dalam pangkuanmu
Sampai
engkau menjemputku, untuk bertemu denganmu
Wahai
bidadariku….
Cikampek, 1 Agustus 2015
Cinta Yang Hakiki
Sinar
yang benderang bukan dari bintang
Awan
yang berkabut bukan hanya ada di langit
Rintikan
air pun tak hanya ada ketika hujan
Begitupun
pelangi yang tak selamanya hadir setelah hujan
Ku temukan sinar
ada padanya
Bahkan awan
berkabut datang pada sendunya
Air juga ada
dalam tangisnya
Namun pelangi
bersarang pada wajah teduhnya
Wahai
insan yang baik hati
Izinkan
aku hidup untuk berbakti
Padamu
yang tanpa henti
Berjuang
tanpa letih bahkan rela mati
Karena
ku ingin hidup ini lebih berarti
Karena
baktiku pada cinta yang hakiki
Yang
menuntunku ke dalam surgawi
Yang
kekal abdi bersama para bidadari ilahi
Cikampek, 2 Agustus 2015
Cerita
Cinta dalam Kereta
Langkah
kaki menuju stasiun di ujung tepi
Menahan
lirih hati yang merintih
Semerbak
duka yang tak henti menerjang
Jalan
setapak menuju kesempurnaan diri
Hai kaca yang
menempel di pipi
Ketika aku
melihat semua sisi
Pemandangan yang
tak ku jejaki
Namun ku lewati
bersama sejuta mimpi
Sekerjap
cahaya berbisik indah
Janganlah
kau tangisi hidup ini
Akan
ada setetes rindu yang baru
Yang
akan menyempurnakan jati dirimu
Lembaran kertas
yang kau beri
Berisi bait
puisi penyejuk hati
Memberikan
sebingkai senyuman dalam tatapan mata ini
Dan meyakinkan
hati bahwa kau lah belahan jiwa ini
Besi-besi
yang di rangkai bersama kobaran api
Membawa
suasana hangat ketika ku ratapi
Kata
indah dari laki-laki tadi
Yang
memberi semangat baru dalam hidup ini
Wahai
akhi….
Apakah
kau yang akan menyempurnakan diri ini
Melalui
janji pasti puisi yang kau beri
Bersama
keyakinan yang di amanahkan oleh-Nya
Semoga
besi berapi ini menjadi saksi abadi
Ketika
dua hati saling mencintai
Bersama
ketaatan pada ilahi
Hingga
kau jadikan ku bidadari berkalam ilahi
Cikampek, 2 Agustus 2015
Cinta
Wanita Sederhana
Aku
bukanlah wanita istimewa
Yang
berbalut indah gaun beragam warna
Yang
tinggal dalam istana
Bersama
segala kemewahan di dalamnya
Aku bukan pula
wanita berparas menawan
Dari keturunan
para bangsawan
Yang banyak di
sukai lelaki tampan
Dari keturunan
para dermawan
Aku
hanyalah wanita akhir zaman
Yang
menetap pada peraduan sunyi ketaatan
Bersama
sejuta impian dalam angan
Yang
ingin hidup dalam keistiqomahan
Harapku hanya
ingin menjadi yang sederhana
Menjalani hidup
penuh makna
Bersama
seseorang yang ku cinta
Yang akan
membawaku ke surga-Nya
Cikampek,
2 Agustus 2015
Aku
mencintaimu karena-Nya
Ku
jumpaimu bersama rindu
Rindu
yang tak menentu dalam sujudku
Bersama
do’a di sepertiga malamku
Yang
berharap kehadiranmu
Aku tak tahu
rindu ini tertuju padamu
Yang belum ku
tahu siapa kah kamu
Yang belum
pernah menemuiku
Di sekeliling
jalan penantianku
Ku
berharap rindu ini mengetuk pintu hatimu
Yang
membukakan jalan dalam penantian panjangku
Dengan
langkah pasti menemui orang tuaku
Untuk
segera mengkhitbahku
Walau ku tahu
kau asing bagiku
Ku hanya ingin
cinta mengalir deras atas kehendak-Nya
Agar kelak ku
bahagia
Karena aku
mencintaimu karena-Nya
Cikampek, 2 Agustus 2015
Ku
tak mengerti Cinta
Banyak
orang yang bertanya
Apakah
kau cinta ?
Namun
aku bingung harus jawab apa
Karena
aku tak mengenal apa itu cinta
Ilalang berkabut
asap
Dari lembah di
ujung pandang
Tertutup
gelapnya malam
Yang membuatku
sulit mencari jawaban
Aku
bingung harus jawab apa
Karena
ku buta akan kata-kata
Yang
membuatku bisu untuk berbicara
Untuk
menerangkan apa itu cinta
Wahai pencipta
alam semesta
Bisikkanlah arti
cinta di dalam jiwa
Agar aku
merasakannya
Apa itu cinta…
Cikampek, 2 Agustus 2015
Kenyataan
yang tak ku duga
Engkau
hadir secaratiba-tiba
Seraya
berkata aku ingin bersama
Ketika
usia ku sama sepertinya
Yang
sama-sam ingin berkeluarga
Lewat sebuah
pesan kau berbicara
Tunggu aku di
ujung senja
Kan ku jemput
kau dengan cinta-Nya
Akan ku
bahagiakan kau selamanya
Detik
berlalu melewati senja
Hingga
matahari hilang sirna
Tak
kunjung berita datang tuk jumpa
Dan
akhirnya membua ku gundah gulana
Wahai pujangga
Mengapa kau
hadirkan duka
Dengan sejuta kata-kata
cinta
Yang membuatku
sakit dan kecewa
Dan
akhirnya…
Ku
tahu kau telah bersamanya
Membangun
mahligai cinta
Dibalik
derita dalam jiwa
Walau
pahit yang ku rasa
Walau
nyata yang tak ku duga
Jangan
kau buat Arsy bergetar lagi
Karena
janji palsu yang pernah menghampiri hati ini
Cikampek, 2 Agustus 2015
Membalut
luka oleh cinta-Nya
Kenyataan
pahit yang pernah ku alami
Membuka
mata hati yang penah tertutupi
Akan
jalan menuju cinta sejati
Yang
telah Allah siapkan untuk diri ini
Ombak lautan
menerjang batu karang
Yang ku
teriakkan rasa sakit yang mendalam
Akan janji yang
hilang kelam
Bersama rindu
yang seharusnya tak pernah ada
Angin
berhembus menyelimuti tubuh
Dan
membukakan lembaran-lembaran kalam ilahi
Dan
tepat pada kata “La Tahzan!”
Debu
pesisir beterbangan menutupi mata
Seketika
qolbuku menggeretak
Dan berteriak
bersama deburan ombak
Balutlah lukamu
bersama-Ku
Yang kan selalu
mencintaimu
Cikampek, 2 Agustus 2015
Cinta
dalam genggaman-Nya
Walau
baru ku temukan obat
Penawar
luka yang membara
Jangan
sampai membuatku sirna
Siapa
yang membalikkan senyum dalam duka
Ya ilahi rabbi
tuntunlah aku dalam ridho-Mu
Agar hidup dalam
taat padamu
Menjauhi segala
yang membuatmu cemburu
Agar hidup ini
tak berliku-liku
Aku
ingin menjadi cahaya cinta bagi mereka
Yang
menyala di kegelapan malam
Yang
menjadi petunjuk jalan
Ketika
jiwa mereka diisi oleh keteguhan
Marilah
bergandengan tangan
Menjemput
bahagia bersama genggaman
Hingga Tuhan
mengulurkan tangan
Bagi para
pejuang yang berpegang pada kalam-Nya
Cikampek, 2 Agustus 2015
0 Response to "20 Puisi Cinta Teruntuk Tuhan, Tentang Kerinduan dan Tentang Wanita Dalam Kecintaan TerhadapNya"
Post a Comment
Pijakilah Setiap yang Kau Baca dengan Komentar Manismu.