PUISI-PUISI MIFTAHUL JANNAH
20 Puisi Romantis Terbaru Untuk Seseorang Tercinta, Untuk Keluarga dan Tentang Hati
source image |
DALAM BUKU 7HDBC
(7 Hati Dalam Balutan Cinta)
Kenanga
Kemarin,
ketika mentari tersenyum bersama pengawalnya
Daun
kenanga mengembang membentuk satu ikatan cinta
Ia
seolah menari dengan elok dalam satu irama merdu
Menawarkan
janji indah tanpa fase layu
Kau lipat satu kakimu
mengulurkan sebuket bunga
Mempertontonkan
keberanian pada setiap penikmatnya
Sungguh, aku
percaya bahwa panah Dewa Eros menusuk punggungmu
Membuatku
tersipu untuk mengambilnya dan menyimpannya dalam kalbuku
Sekarang,
halilintar menggelegar
Awan
berkelabu panjang mengantar
Setitik
hujan mengerang meminta penjelasan
Daun kenangan berguguran mengurat kesedihan
Dimanakah masa
lampau dengan keindahannya
Dimanakah kamu
dengan kemanisannya
Dimanakah daun
kenanga dengan bentuk cintanya
Dimanakah janji tanpa
menghisap pelatuk kasarnya
Temaram
sudah
Menggeliat
jatuh
Membawaku
dalam kehampaan
Mengais
dalam kesedihan
Tangerang, 21 juli 2015
Elegi
Ketika
purnama menampakan cahaya hitamnya
Kau
menghilang diantara dedaunan patahnya
Kini
hanya isak tangislah yang mengalun rintih
Menusuk
beberapa kalbu, menggetarkan beberapa puih
Gelap menghatam
Menerbangkan
kesedihan mendalam
Membawaku dalam
nestapa cinta
Merenggut cerita
klasikku dalam impiannya
Aku
berdiri dalam pendar cahaya
Nyanyian
elegi mengalun menghantam jeritan malam
Mengaisi
setiap reruntuhannya
Menabrak
gelombang peraduannya
Ia sudah pergi
Jauh
melangkahkan kaki
Meninggalkan
sebagian hati
Menaruh bekas
cinta disini
Tangerang, 5 mei 2014
Rahasia
Kepercayaan
Senja
menggelantung anggun diujung langit
Menampakan
kesetiaannya pada sang surya
Aku
menjelma bak Elisabeth
Dan
kau tetap setia sebagai permaisuriku
Oh, sayang tak
tahukah engkau
Ada berjuta
mawar menghiasi hatiku
Kau bawa diri
ini menuju jurang kesetiaanmu
Menapaki tanggga
tanpa takut melihat tikungan diatas sana
Aku melihatnya
Ketika sakura
buatanmu mengembang dengan bangganya
Aku menontonnya
Ketika kobaran
semangatmu mengalun membentuk taman hati itu
Senja
yang indah dengan sejuta maknanya
Menarikku
dalam tarian letiknya
Layaknya
setruman dua biola yang menyatu
Melahirkan
anak not dengan melodi terbaik yang pernah kudengar
Saat
ini hanya aku dan kamu yang dapat merasakannya
Tangerang, 22 juli 2015
Puzzle
Kenangan
Aku
tersesat
Melupakan
arah panah
Terseok
menghitung kenangan
Membawanya
kembali menuju pangkuanku
Kesalahan
terbesar dalam hidupku
Mempersilahkannya
masuk kedalam ranah hidupku
Membiarkannya
berputar dalam benakku
Menggandengnya
melewati putaran angin
Berapa
banyak lagikah puzzle kenangan yang harus kuhitung
Sungguh
betapa aku tersesat
Jatuh
kedalam lingkaran melodi lama
Terikat
dengan jerat untaian ceritaku sendiri
Kini terbakar
sudah semuanya
Menuju perapian
amarahku
Tak tahukah
engkau
Wahai lelaki
yang setiap malam hadir dalam mimpiku
aku
merindukanmu
untuk
kesekian kalinya
aku
mengharapkanmu
dalam
kesalahan alam bawah sadarku
Tangerang, 23 juli 2015
Tak
Ada Artian untuk Kata Cinta
Jika
cinta dikatakan matematika
Tentu
ia dapat dihitung menggunakan kalkulator
Jika
cinta diibaratkan biologi
Tentu
telah lahirlah para dokter cinta pada abad ini
Jika cinta
disamakan dengan kimia
Tentulah pakar
farmasi berhasil membuat obat pelipur lara
Jika cinta tak
lain dengan hukum fluida
Maka Ia akan
mengambang diatas air dan terlihat oleh para penunggunya
Jika
cinta tak urung berbeda dengan ppkn
Maka
cinta mempunyai norma dan hukum pasal yang berlaku khusus
Jika
cinta tak ayal dengan hukum atom
Maka
akan selalu ada ledakan cinta setiap harinya
Pada hakikatnya
Cinta hanyalah
cinta
Tak ada artian
khusus untuk sebuah kata cinta
Karena ia dapat
membuahkan pengertian tersendiri bagi para penikmatnya
Tangerang. 24 juli 2015
Lonceng
Hati
Jingga
berpendar
Mengundang
senyuman pada setiap wajah
Cahayanya
memikat
Jatuh
menuju peradaban nun jauh disana
Kemarilah sayang
Akan kutunjukan
sebuah keindahan hati
Yang
tariannya dikhususkan untukmu
Karena anginnya
selalu berhembus pelan menyambut kehadiran kita
Anak rumput
bergoyang
mengikuti irama
nyanyian langit
Gendangnya
terdengar sehingga menghasilkan frekuensi cinta
Tak akan ada
alunan lara pengantar mimpi buruk
Lonceng
hati bergetar
Bersuara
besar
Menarik
yang lainnya
Untuk
menonton cerita cinta ini
Tangerang, 13 februari 2014
Metamorfosis
Bintang
bertaburan membentuk wajah bahagianya
Aku
terpaku menatap sinarnya
Ada
kenangan disana
Ada
rahasia tersimpan didalamnya
Mawar itu akan
selalu harum ditempatnya
Kelopak
putihnyapun akan selalu bersemi anggun
Kau yang
merawatnya
Dengan jemari
manismu dan belaian lembutmu
Kali
ini haruslah aku yang merawatnya
Seribu
kali kubelai dengan anggun sepertimu
Namun
selalu berakhir dengan guguran perlahan
Kelopaknya
enggan bersemi dengan warna putih kembali
Aku merintih
Merasakan
kehilangan yang amat mendalam
Ada jejak yang
kian masih terpaut dalam hatiku
Lentera cinta
itu belum berakhir
Tetap
sajalah tak akan ada daya untuk menghidupkanmu
Selamat
jalan cinta
Robeklah
hati ini
Agar
kelak akan kau bawa pergi bersama kenanganmu
Tangerang, 24 juli 2015
Hai
Cinta
Hai
cinta
Siapkah
untuk kembali tersenyum
Siapkah
untuk kembali melihat
Siapkah
untuk kembali menulis dalam lembaran baru
Tak perlu cemas
sayang
Karena denting
waktu akan selalu bersama kita
Tak perlu ragu
manis
Karena akan
selalu ada kebahagiaan untukmu
Bukankah daun
selalu bertengger bersama batangnya
Bukankah sepatu
akan selalu digunakan bersama talinya
Bukankah angin
akan selalu hadir dengan kesejukannya
Dan bukankah kau
akan selalu ada bersama jiwaku
Maka
raihlah jemariku sayang
Akan
kita saksikan keelokan dunia
Akan
kita cairkan kebekuan disebelah kutub utara
Karena
kita selalu menyatukan kektuan terdahsyat milik cinta
Tangerang, 25 juli 2015
Tak
Perlu Menggelap
Hitam
menanti
Temaram
mengganti
Mengayun
pengharapan
Melepas
kegamangan
Menapaki
kelemahan
Sedikit
pertimbangan
Biarlah menit
berlalu
Meninggalkan
bekas kacau
Tak
perlu menggelap
Ketika
paruh masih sanggup menghisap
Ketika
mulut masih sanggup mengatakan
Ketika
hati masih sanggup membenarkan
Teruslah
berjalan tanpa tolehan
Menapaki sekian
jalan bebatuan
Teruslah berdiri
dengan tenang
Karna akan ada
tanga lain yang menopang
Tangerang, 26 juli 2015
Pengagum
Terbelakang
Aku
mengagumimu
Dalam
antrian panjang melelahkan
Tanpa
tanda pengenal menjelaskan
Dengan
hati kacau menyedihkan
Aku melihatmu
Dalam lorong
kegelapan
Ketika insan
berbahagian dengan pasangannya
Ketika mentari
meghilang dengan jejaknya
Kau
ulurkan tanganmu untuk sebuah bantuan
Yang
menyayatkan hati
Tanpa
kau tahu ada orang dibelakangmu
Yang
selalu mengitaimu
Aku
mengharapkanmu
Dalam awan hitam
pekat
Dengan
halilintar menggelegar
Diiringi sisaan
tawa menyakitkan
Akankah
kau lihat diri ini
Terjatuh
mengharapkanmu
Menangis
berharap dapat mengenalmu
Menanti
dengan seluruh penantian tanpa ujung
Tangerang, 21 juli 2015
Cinta
yang Terabaikan
Ketika
cinta mulai terabaikan
Ketika
hati enggan membalas
Ketika
mata terasa buta
Ketika
jiwa menapaki kejenuhan
Hanya satu yang
dapat kuketahui
Jika cinta sudah
tertolak
Jika cinta tak
dapat dipertahakankan
Menjauhlah
sayang
Karna
mentari akan selalu tersenyum
Manakala
ia mendapati bumi dihadapannya
Karna
angin akan selalu berhembus
Manakala
hujan akan mendampinginya untuk tetap berkerja
Aku bukanlah
batu wahai kakandaku
Yang sama sekali
tak berperasaan
Akupun bukanlah
hantu wahai lelakiku
Yang bisa saja
menghilang dengan seketika
Pejamkanlah
matamu
Ketika
hati dan jiwamu enggan menerima
Tutplah
telingamu
Ketika
kau dan nuranimu enggan mendengar
Tangerang, 26 juli 2015
Getaran
Baru
Hitam
putih dalam hidup
Terus
membawaku dalam jerat waspda
Aku
membungkam
Kali
pertama melihatmu
Ada getar tak
kumengerti
Getaran yang
menghasilkan geli tek tertahan dalam perutku
Ia mengalir amat
lambat
Seolah
mempengaruhiku untuk menikmatinya
Kau
mendongak
Memperlihatkan
wajah karismamu
Hanya
untuk yang pertama
Dan
aku meyakini kaulah lelaki yang selama ini dibanggakan Ayah
Sorotan cahaya
terus berpendar kearahmu
Ini kalinya kau
menjadi raja dalam istanaku
Melontarkan pena
suci
Dalam kutipan
lembaran baru
Selalu
aku mengenangmu
Kala
pekat mendekap
Kala
senang menyapa
Karna
kaulah prajurit cinta terhebatku
Tangerang, 23 juli 2015
Melodi
Merdu
Barulah
jingga itu menempel
Sedikit
menggelantung pada langit langit
Menghilangkan
kenestapaan
Memperbaiki
karya lama
Wahai jiwa yang
menaklukanku
Aku menulis
dibawah lentera kuning
Sekedar sajak
kecil dengan makna terdalam
Memberimu
sedikit peluang
Kaukah
lelaki pemberani itu
Yang
dengan sengaja masuk kedalam prosa lamaku
Tanpa
seizin dan sepengetahuanku
Merusak
segala jalan ceritaku
Pengap selalu
membiarkan
Mengendap-edap
tanpa permisi
Meluluhkan
segala ucapan
Mematahkan
segala kata berinci
Peganglah
erat tanganku
Akan
kuajarkan kau
Untuk
berdansa
Bersama
melodi merdunya
Tangerang, 27 juli 2015
Kalaupun
Aku
Kalau
pun peperangan terjadi
Biarlah
aku menjadi prajuritmu
Kalau
pun perampokan terjadi
Biarkan
aku menjadi polisimu
Tiada akan
masalah
Jika kulit
menggosong
Asal bidadariku
menetap
Menempel pada
rongga kosong hatiku
Tersenyumlah
manis
Takan kubiarkan
Mentari
merenggut putihmu
Wewangiaan
memusuhimu
Tangerang, 28 juli 2015
Terabaikan
Aku
pelangi
Namun
enggan mewarnaimu
Akulah
salju
Namun
enggan memberi kesejukan padamu
Karna aku tahu
Tak secuilpun
hatimu terbuka
Tak sekalipun
tanganmu terenyuh
Hanya melongok
siapakah gerangan aku
Kebal mengepal
Sudah sampai
tahap akhir
Menghujam
kebawah
Melontarkan
tinju berat
Sampai
mana aku
Ah,
bahkan untuk mengingatpun
Aku
harus rela berpura-pura
Bukankah
begitu, cinta
Tangerang, 21 agustus 2014
Aku
Salah, Cinta
Memang
cinta selalu terlihat buta
Bahkan
untuk kata penggelapan sekalipun
Siapa
gerangankah ingin mempercayainya
Tak
ada, tak akan ada
Lebat tak
beraturan
Tertutupi
keindahan luar
Menghijau begitu
saja
Tak perdulikan
bagaimana pertumbuhannya
Aku
salah, cinta
Sangat
salah mengenalmu
Bukankah
yang terlihat hanya keindahanmu
Bukanah
kau selalu terilhat elok
Entahlah, jangan
tanyakan sebab padaku
Jangan biarkan
itu merusak pemikiranku
Karna faktanya
keindahan itu
Jauh menutupi
kehitamanmu
Jangan
butakan aku sayang
Tiada
sanggup mata ini
Terbuka
hanya untuk melihatmu
Hanya
untuk memantaumu
Tangerang, 29 juli 2015
Seribu
Rasa
Selalu
hadir banyak rasa
Menyusunku
menuju rasa terlezat
Dalam
buaian nestapa
Dengan
lingkaran merapuh
Jika saja durian
mematahkan kaki
Maka cinta
menghapuskan iman
Jika saja nanas
memerahkan lidah
Maka cinta
menggetarkan gelora dalam
Ingatan
itu akan selalu terhapus
Jika
jiwa ini mendekatimu
Kepercayaan
itu akan menghilang
Kapankali
diri ini mendekapmu
Oh
pujangga
Jangan Jatuhkan
penamu
Dengan coretan
cinta menyedihkan
Yang membuat
muak setiap insan
Tangerang, 29 juli 2015
Karna
Kita
Kipas
akan berlalu dengan balingnya
Lalu
baling akan berpaling dengan debu
Sedangkan
debu mengalihkannya bersama air
Berpencar
tanpa mengingat masa lalunya
Gunung akan
menghilang dengan awannya
Maka awan akan
berdansa bersama angina
Setelahnya angin
mengikat bersama halilintar
Berlalu begitu
saja tanpa salam
Pohon
selalu mendekap dedaunannya
Dan
daun akan dengan tenang menuju tanah
Senyuman
tanahpun tak urung menghilang
Kapan
kali arus dapat membawanya pergi
Aku menyimpanmu
jauh dalam lubuk
Meletakanmu
hati-hati
Kau dengan
senang menerimanya
Karna kita akan
selalu seperti ini tanpa meningglkan bekas
Tangerang, 27 juli 2015
Pengharapan
Sempit
Lama
sudah
Aku
menanti
Mengharapkan
ketidak pastian
Menaruh
harapan besar
Membalikan
setiap kata
Agar tiada
katalah
Penyebab
kesedihan akut
Menjadi obat
segala kebencian
Aku
bersembunyi
Jauh
didasar sana
Tak
adalah yang melihatku
Bahkan
untuk satu cinta yang kupersembahkan
Jiwa ini
memberontak
Meneriakan
setiap kata cinta milikmu
Pengharapan
sempit
Tiada jawaban
mengalun
Hanya
nyanyian hati pengobat duka
Mengalun
lembut
Menghantarkan
daya listrik
Menyetrumnya
hingga kembali baru
Tangerang, 29 juli 2015
Sementara
Tanpa Cerita
Kututup
buku ini
Hanya
sementara saja
Berharap
kau mengerti
Memahami
setiap lembarannya
Kini biarlah aku
sendiri
Berharap satu
penerang
Dalam lorong
kegelapan
Juga kehampaan
Biarkan aku
melangkah
Melawan arus
Menghindari
kenyataan
Melupakan
kejadian
Tak
perlu ada yang kutulis ulang
Tak
perlu kubenahi kembali
Tak
perlu kuralat segala
Karna
faktanya jalur kuning itu memang telah melengkung
Tangerang, 26 juli 2015
0 Response to "20 Puisi Romantis Terbaru Untuk Seseorang Tercinta, Untuk Keluarga dan Tentang Hati"
Post a Comment
Pijakilah Setiap yang Kau Baca dengan Komentar Manismu.