Materi ini telah di tulis oleh Maria Kartika Riyadi dan di posting di grup facebook Forum Wattpader Indonesia. Untuk info link sumber tersedia di bagian akhir artikel ini, silakan di cek.
Licentia Poetica
Dalam sastra, dikenal yang namanya "licentia poetica", yaitu semacam izin, hak, atau dispensasi bagi pembuat karya untuk lebih leluasa tidak mengikuti pedoman kebahasaan yang ada/resmi. Awalnya digunakan oleh penyair alias untuk puisi, namun dalam perkembangannya, licentia poetica meluas sampai pada jenis karya sastra lain, seperti fiksi (prosa naratif). Biasanya, bertujuan untuk menghasilkan kesan atau efek tertentu. Bisa dalam pembuatan kalimat atau penggunaan tanda baca.
Namun demikian, licentia poetica tidak boleh digunakan secara ngawur tanpa batas, misalnya sampai bikin struktur bahasa acak adut dan jadi rancu. Coba perhatikan contoh berikut!
Halal:
1.Marina tak bisa berbuat apa-apa dan ia menangis.
Bedakan rasanya dengan, "Marina tak bisa berbuat apa-apa. Dan ia menangis.
2. Kana tetap mengejar ayahnya, berusaha menggapai punggungnya tak peduli jika ia lelah.
Bandingkan rasanya jika: "Kana tetap mengejar ayahnya, berusaha menggapai punggungnya. Tak peduli jika ia lelah.
Konjungsi "dan" kalau dalam PUEBI jelas tidak boleh diletakkan di awal kalimat, tetapi dalam kasus ini boleh selama tidak merusak struktur kalimat itu sendiri. Minimal berbentuk frasa atau klausa (subjek dan predikat).
3. Pengulangan: Ia menyerah dan tak ingin melakukan apa pun. Apa pun.
4. Struktur yang dibolak-balik: Menjerit sakit (predikat) batinnya (subjek) ketika (keterangan) harus kehilangan (predikat).
Bentuk haram: Dibukanya tudung saji di atas meja makan dan ia ambil sebuah tahu. Memakannya dengan rakus.
Mengapa haram? Hahaha! "Memakannya dengan rakus" ini tidak sama dengan contoh sebelumnya sebab siapa yang memakan? Struktur kalimatnya rusak. Kalimat itu bukan frasa maupun klausa. Memakannya dengan rakus, kan, cuma predikat dan objek. Artinya, bukan klausa.
"Pelencengan" lain adalah berupa tanda baca, salah satunya interrobang atau tanda "?!". Sempat ada yang bahas, ya. Nah, dalam PUEBI jelas tidak ada, tetapi masih boleh digunakan dalam langgam tidak resmi/sastra. Pasti sering nemu tanda ini, 'kan? Iya, masih diperdebatkan, tapi tidak diharamkan. Kalau mau pakai pedoman, ya, silakan; tidak juga silakan. Berbeda dengan: "Duh, cantiknya~" puji ibu.
Tanda "~" tidak boleh digunakan untuk memberi efek mendayu-dayu pada nada dialog. Tanda tersebut sebenarnya untuk menyatakan estimasi; biasanya dalam bahasa Inggris. Maka, bentuk benarnya adalah "Duh, cantiknya!" puji ibu. Ini juga berlaku pada tanda elipsis, ya. Tanda elipsis harus ditulis sesuai pakemnya.
Sekian tentang licentia poetica sore ini. Besok, kita akan bahas yang lain lagi.
0 Response to "Apa Itu Licentia Poetica? Berikut ini Pengertiannya"
Post a Comment
Pijakilah Setiap yang Kau Baca dengan Komentar Manismu.